Friday 28 January 2011

Mereka dimata saya..

Ditulis Oleh: Bepe, waktu: 5 January 2011, pada kategori:Tim Nasional

 
Piala AFF 2010 telah usai dan seperti yg kita ketahui bersama, kita hanya mampu menjadi runner up untuk yg ke empat kalinya. Sebuah ungkapan klasik mengatakan “Dalam setiap pertemuan, maka akan ada juga sebuah perpisahan”. Maka sehari setelah partai final di gelar diadakanlah acara pembubaran tim. Seperti biasa ketua umum PSSI, ketua BTN, manager tim dan pelatih kepala memberikan kesan dan pesan mereka masing-masing. Tidak ketinggalan, saya juga mendapatkan giliran untuk berbicara, sebagai wakil dari semua pemain. Di bawah ini adalah kutipan dari apa yg saya ucapkan ketika itu:
“Secara pribadi maupun mewakili seluruh pemain, saya ingin mengucapkan terima kasih yg sebesar-besarnya kepada seluruh pengurus dan juga staff pelatih atas kerja sama yg luar biasa selama piala AFF ini di gelar. Kenyataan memang terkadang tidak seindah apa yg kita bayangkan, akan tetapi setidaknya kita semua sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Kita memang belum mampu menjadi juara, akan tetapi semoga kita mampu memenangkan hati masyarakat Indonesia. Mohon maaf jika ada tersalah kata atau tindakan diantara kami semua, dan sekali lagi terima kasih”..
Secara pribadi, saya berpendapat jika tim ini adalah salah satu tim yg mempunyai suasana terbaik selama saya menjadi pemain nasional. Semua pemain benar-benar bermain dan berusaha memberikan yg terbaik kepada pelatih dan tim, itu tercermin dari cara kami bermain di lapangan. Tidak ada sosok bintang di sana yg ada hanyalah kami dalam sebuah tim..
Dibawah ini adalah pendapat pribadi saya mengenai personel-personel yg ada di dalam tim nasional piala AFF 2010. Sekali lagi ini adalah pendapat pribadi saya, jika rekan-rekan mempunyai pendapat yg berbeda dengan apa yg saya kemukakan, ya monggo-monggo saja, wong namanya juga pendapat pribadi tho hehehe..

1.  Alfred Riedl: Dimata saya Alfred bagaikan sebuah kulkas empat pintu, dingin, kokoh, tegas dan solid. Walau terkesan kaku akan tetapi Alfred memunyai hati yg besar dan luas. Dia adalah sebuah pribadi yg sangat fair dalam menilai segala sesuatu, filosofinya dalam bekerja adalah “Keras, tegas namun penuh dengan kasih sayang”. Walaupun dia selalu meletakkan saya di bangku cadangan selama AFF, akan tetapi tidak dapat saya pungkiri, jika dia adalah salah satu pelatih favorit saya..

2. Wolfgang Pikal: Wolf adalah penyambung lidah Alfred di dalam tim, keberadaan Wolfgang membuat komunikasi antara Alfred dengan seluruh pemain berjalan sangat lancar. Sesekali dia memang terkesan lebih keras dan lebih tegas daripada Alfred sendiri, sehingga terkadang hal tersebut membuat kami sedikit merasa keki. Akan tetapi itu semua terjadi, lebih karena totalitas Wolfgang dalam bekerja..

3.  Widodo Cahyono Putro: Bagi kami, dia bukan hanya seorang pelatih, akan tetapi lebih menjadi seorang kakak atau abang. Mas Wid akan selalu ada saat  kami membutuhkan saran dan masukan. Pengalaman panjangnya sebagai pemain nasional sangat membantu kami dalam mengatasi tekanan publik selama piala AFF. Dan perlu di ketahui, beliau adalah satu-satunya pelatih yg kami invite dalam BBM group pemain timnas AFF. Itu artinya, kami sangat percaya dan nyaman dalam berdiskusi mengenai hal apapun dengan beliau..

4.  Edy Harto: Hampir semua kiper atau mantan kiper yg saya kenal agak-agak gila, akan tetapi pak Edi adalah pengecualian. Melihat dari keseharian nya baik di atas lapangan saat melatih maupun di luar lapangan, pak Edi adalah pribadi yg sangat teratur dan tertib. Tidak heran jika dimasa jayanya dulu, beliau adalah seorang kiper yg hebat..

5.  Markus Haris Maulana: Ini adalah salah satu contoh kiper yg saya katakan agak-agak gila, kepribadiannya unik dan sangat susah di tebak. Salah satu kelebihannya adalah, selalu mampu tampil relax dalam setiap apapun pertandingan, termasuk ketika melawan tim sekelas Uruguay. Untuk saat ini, dia masih kiper terbaik di Indonesia menurut saya..

6.  Ferry Rotinsulu: Kualitasnya tidak jauh dari Markus Horison. Refleknya luar biasa dan cara dia membaca tendangan pinalti juga sangat berkelas. Motifasinya sangat tinggi dan ingin selalu menjadi yg terdepan dalam segala hal. Terkadang beberapa tindakannya memancing tawa pemain-pemain yg lain..

7.  Kurnia Meiga: Indonesia tidak perlu takut kekurangan kiper handal sampai setidaknya 10 tahun ke depan. Kurnia Meiga yg belum genap berusia 20 th menurut saya memiliki potensi yg luar biasa. Apalagi sebagai seorang penjaga gawang, dia ditunjang dengan postur yg kokoh serta sangat ideal..

8.  Zulkifly Sukur: Sejujurnya saya sempat khawatir, ketika Ismed Sofyan dan Ricardo Salampesi tidak berada dalam tim. Akan tetapi ternyata kekhawatiran saya tersebut sangat tidak beralasan, Zulkifli bermain dengan sangat baik sepanjang piala AFF 2010 di gelar..

9.  Beny Wahyudi: Tipe pemain dengan ciri khas Jawa Timur khususnya Malang, bertehnik tinggi dengan sedikit bumbu keras. Sebagai pribadi, pemain ini sangat mudah bergaul dengan siapa saja, guyonan-guyonan nya nyelekit (pelan tapi menyakitkan) hahahahaha..

10. Yesayas desnam: Pemain ini paling pendiam, akan tetapi sekali dia berbicara, maka semua akan di buat tertawa terbahak-bahak dengan leluconnya. Suatu siang, dia meminta ijin kepada saya untuk berbicara di depan pemain saat makan siang, dan tentu saya mengijinkan. Saat itu dia meminta maaf kepada seluruh pemain, karena tanpa sadar telah melakukan wawancara dengan media, yg sebenarnya memang di larang. Saat itu dia berkata ” Dalam wawancara tadi, saya bilang  jika tim ini sangat harmonis, saling mendukung satu dengan yg lain dan tidak ada yg merasa menjadi pemain bintang”, kami pun terus memperhatikan dengan seksama. “Arghh,, tetapi saya lupa satu hal, dan karena itu saya minta maaf kepada kalian semua” lanjut Yesayas. Seketika kamipun bertanya dengan antusias “Apa yg lupa Yesa..??”. Kemudian dengan santai diapun menjawab “Arrggh,, saya lupa bilang ke wartawan tadi, kalau saya sayang kalian semua”, Seketika tawa kamipun pecah di sela-sela makan siang, dan dia adalah satu-satunya pemain yg mampu membuat alfred tertawa hahahahaha…

11. Maman abdurahman: Pemain belakang yg penampilannya paling konsisten selama beberapa tahun terakhir di tim nasional. Pandai membaca permainan dan sangat cekatan dalam memotong bola-bola terobosan. Umpan-umpan jarak jauhnya luar biasa..

12. Hamka Hamzah: Bek tengah dengan kemampuan paling komplit di negeri ini, bagus di udara dan juga sangat tenang di bola-bola bawah. Yang harus dia lakukan, adalah menukar chip yg ada di kepalanya dengan yg sedikit lebih baik dan lebih baru, agar dia tidak sering lepas kendali. Akan tetapi sekarang, dia sudah jauh lebih dewasa. Menurut saya, dia adalah pemain terbaik piala AFF tepat di belakang Firman Utina…

13. Muhammad Roby: Di atas lapangan, Robby adalah pribadi yg tidak banyak bicara, lugas dan sangat tenang dalam bermain. Sedang di luar lapangan, pemain ini sangat kocak dan kolot, seperti kebanyakan orang-orang betawi hehehe..

14. Muhammad Nasuha: Nyawa di bagian pertahanan sebelah kiri tim nasional, selalu total dalam bermain walaupun dalam keadaan kepala robek dan harus menerima jahitan sekalipun. Seorang petarung sejati..

15. Tony Sucipto: Pemain serba bisa, dapat bermain di gelandang tengah, sayap kanan maupun kiri, serta bek kanan maupun kiri dengan sama baiknya. Dan saya sangat bersyukur karena dia adalah pemain Persija Jakarta hehehe..

16. Muhammad Ridwan: Ketika junior, dia adalah saingan saya di posisi sayap kiri tim junior Jawa Tengah. Sekarang, dia dapat bermain sebagai bek atau sayap dengan sama baiknya. Yang mengagumkan dari Ridwan adalah, di usia yg tidak muda lagi, kondisi fisiknya masih sangat prima..

17. Okto Maniani: Salah satu pemain yg paling menonjol di gelaran piala AFF 2010. Kengototan dan tenaganya yg luar biasa, dapat menutupi kekurangannya dalam masalah ukuran badan. Menurut saya dia adalah Aaron Lennon versi Indonesia..

18. Firman Utina: Pemain yg paling dekat dengan saya dalam timnas AFF 2010, selain karena kami teman sekamar, kebetulan angkatan kami juga tidak berbeda jauh. Ketika semifinal pertama melawan Philipine, dia harus menerima suntikan penahan rasa sakit di lututnya yg mengalami cedera lumayan parah, butuh hati dan jiwa yg besar untuk melakukan itu. Dokter tim sempat ragu untuk melakukannya, akan tetapi saya ingat betul ketika Firman berkata ” Udah Dok jangan banyak mikir, suntik aja. Pokoknya saya mau main…!!!”. Saat itu, secara otomatis dia mempertaruhkan karir sepakbolanya nya untuk merah-putih (Salut)..

19. Ahmad Bustomi: Pemain yg tidak mempunyai kelebihan, akan tetapi juga tidak mempunyai kelemahan. Ketika melihat dia bermain, saya seperti melihat seorang Ponaryo Astaman akan tetapi dengan ukuran tubuh yg sedikit lebih kecil. Salah satu pilar penting dalam timnas Indonesia..

20. Bambang Pamungkas: Anda sekalian mempunyai 140 karakter untuk mendiskripsikan pemain ini melalui twitter di akun @bepe20. Bebas tanpa syarat dan ketentuan hehehe.. Monggo..

21. Arif Suyono: Paling lucu diantara pemain yg lain, guyonan-guyonan nya ringan tetapi sangat mengena. Pemain yg selalu mampu melakukan tugasnya dengan baik, ketika pelatih membutuhkan tenaganya di pertengahan pertandingan..

22. Eka Rhamdani: Sejak Piala Asia 2007, saya sudah jatuh cinta dengan cara Eka bermain di lapangan tengah. Sangat bertenaga, memiliki kekuatan yg sama di kedua kakinya dan juga memiliki umpan serta tendangan yg cukup akurat. Setiap Persija Jakarta bertemu Persib Bandung, dia adalah pemain yg paling saya khawatirkan..

23. Johan Juansyah: Tidak mendapatkan kesempatan untuk menunjukkan kemapuannya di piala AFF. Akan tetapi dari latihan sehari-hari, saya dapat melihat bahwa pemain ini mempunyai potensi yg luar biasa. Persijap Jepara sangat beruntung memiliki Johan..

24. Irfan Bachdim: Tidak dapat dipungkiri jika pemain ini memberi dampak yg luar biasa dalam tim ini, euforia masyarakat yg luar biasa juga sedikit banyak karena adanya seorang Irfan Bachdim. Saat kandas di final dia menangis tersedu-sedu di pundak saya, itu cukup membuktikan jika Irfan sudah sangat Indonesia. Semoga sukses untuk karir dia ke depan..

25. Christian Gonzales: Dua kata untuk pemain ini, Luar Biasa….!!!

26. Yongki Ariwibowo: Sebelum bermain melawan melawan Philiphine di semifinal ke dua, dia sempat minta saran kepada saya. Saat itu saya berkata “Anggaplah saat ini kamu bermain untuk Persik Kediri atau Arema Indonesia, bermain lepas dan jangan takut salah”. Saat itu, saya juga berpesan kepada para pemain senior seperti Maman, Firman, Markus dan Hamka untuk menjaga dan memandu Yongki di lapangan. Dan menurut saya dia sukses melewati partai itu dengan sangat baik..
Selesai..

Saturday 22 January 2011

!0 Kiper Terhebat Sepanjang Sejarah

1. Dida (Brasil)

Setelah Claudio Taffarel, Dida menjadi kiper baru asal Brasil yang diperhitungkan dalam dunia sepakbola. Hal itu terbukti saat dirinya menjadi kiper pertama dari tim Samba yang termasuk dalam kandidat peraih Ballon d’Or di tahun 2003 dan 2005.
Biarpun Dida telah memenangkan Piala Dunia bersama Brasil, dan berbagai gelar domestik & internasional bersama AC Milan, sayangnya ia juga dikenal akibat beberapa insiden yang kurang baik. Yang terakhir adalah saat ia pura-pura jatuh dan terluka saat disentuh oleh seorang suporter Glasgow Celtic di pertandingan Liga Champions.

2. Dino Zoff (Italia)

Piala Dunia 1982 menjadi puncak prestasi Zoff. Di usianya yang ke-40, ia menjadi pemain tertua yang memenangkan Piala Dunia. Selain itu, ia juga menjadi kiper kedua yang menjadi kapten di tim yang juara, dan juga terpilih menjadi kiper terbaik.
Padahal di awal karirnya, ia sempat ditolak oleh Inter Milan dan Juventus karena dianggap kurang tinggi. Di jajak pendapat untuk mencari kiper terbaik di abad ke-20 yang dilaksanakan oleh Federasi Internasional Statistik dan Sejarah Sepakbola (IFFHS), Zoff berada di posisi ketiga di bawah Lev Yashin (Uni Soviet) dan Gordon Banks (Inggris).

3. Edwin van der Sar (Belanda)

Saat van der Sar memblok tendangan Nicolas Anelka di final Liga Champions, ia benar-benar menjadi momok bagi pemain Chelsea saat adu penalti. Hal itu karena di ajang Community Shield sebelumnya, ia juga telah melakukan hal yang sama dengan menepis semua tendangan penalti yang dilakukan pemain The Blues.
Van der Sar menjadi pemain yang paling banyak membela tim nasional Belanda dengan tampil sebanyak 128 kali dan akhirnya pensiun setelah Euro 2008. Ia juga mencatatkan dirinya sebagai kiper yang menjuarai Liga Champions bersama dua klub yang berbeda, yaitu Ajax Amsterdam dan Manchester United.

4. Gianluigi Buffon (Italia)

Nilai transfer yang menjadikannya kiper termahal di dunia menjadi bukti kepiawaian Buffon (foto) menjaga gawang di lapangan hijau. Selain itu, sederet gelar individual yang diraihnya dari berbagai pihak juga menjadi jaminan atas kemampuannya.
Saat di Piala Dunia 2006, gawangnya tidak tertembus satu gol pun selama 453 menit hingga akhirnya Azzurri menjadi juara dan Buffon mendapatkan Lev Yashin Award sebagai kiper terbaik selama turnamen tersebut.

5. Gordon Banks (Inggris)

Banks menjadi pilihan pertama manajer Inggris Sir Alf Ramsey saat Three Lions menjuarai Piala Dunia 1966. Namun, ia baru menjadi legenda di dunia sepakbola lewat tindakan yang dilakukannya empat tahun kemudian di Piala Dunia Meksiko.
Saat Inggris bertanding melawan Brasil, Pele menanduk bola ke tiang jauh gawang Inggris sambil berteriak “Gol!”. Hal itu dilakukannya karena ia sangat yakin Banks tidak dapat menyelamatkan gawangnya.
Tetapi Banks yang berada dalam posisi yang salah, berhasil melompat ke arah yang berlawanan dan menyentuh bola tersebut dengan sebagian ibu jarinya hingga bola itu mental melewati mistar gawang.
Sang kiper tahu ia dapat menyentuh bola, namun berpikir bolanya masih melewati garis gawang. Ia baru sadar tidak terjadi gol setelah mendengar sambutan dari penonton di stadion dan diselamati oleh kapten Bobby Moore. Pele sendiri mengatakan kalau penyelamatan yang dilakukan Banks tersebut adalah yang terhebat yang pernah ia saksikan.

6. Iker Casillas (Spanyol)

Ia baru berusia 27 tahun, tetapi telah tampil lebih dari 300 kali bagi Real Madrid dan menjadi kiper kedua yang bermain paling banyak bagi tim nasional Spanyol setelah Andoni Zubizarreta. Saat Spanyol menjuarai Euro 2008, Casillas menjadi kiper pertama yang menjadi kapten di tim juara turnamen Eropa.
Walaupun ia baru bermain di tim senior Madrid sejak 1999, ia kelihatannya selalu menjadi pilihan pertama Los Merengues di bawah mistar. Di usianya yang ke-19, Casillas menjadi kiper paling muda yang tampil di final Liga Champions saat Madrid mengalahkan Valencis 3-0.

7. Lev Yashin (Uni Soviet)

Pemain legendaris ini merupakan kiper yang berada di urutan paling atas dalam jajak pendapat yang dilakukan oleh IFFHS. Yashin terpilih berkat kemampuan atletisnya dan juga postur tubuhnya yang membuat gentar para pemain penyerang lawan.
Ia mendapat julukan Laba-Laba Hitam karena selalu mengenakan kostum hitam dan juga karena keahliannya menepis tembakan lawan seolah-olah membuatnya memiliki delapan tangan.
Pemakaian namanya oleh FIFA untuk penghargaan bagi kiper terbaik di setiap Piala Dunia merupakan pengakuan insan sepakbola dunia terhadap prestasinya.

8. Peter Schmeichel (Denmark)

Tinggi besar, rambut pirang, dan hidung merah. Tiga hal tersebut adalah hal yang selalu tampil di ingatan bila nama Schmeichel disebut. Namun bagi para striker yang menjadi lawan Manchester United dan tim nasional Denmark, The Great Dane itu menjadi tembok raksasa yang tak dapat ditembus.
Tingkat refleksnya yang mengagumkan bagi orang seukuran dia, serta kemampuannya mengubah pertahanan menjadi penyerangan langsung lewat lemparan jauhnya ke para penyerang, menjadi salah satu alasan utama mengapa United menjadi tim yang mendominasi Liga Primer Inggris di era 90an.

9. Petr Cech (Republik Ceko)

Ketika Chelsea menjadi juara Liga Primer selama dua kali berturut-turut, banyak pihak menganggap itu adalah akibat dari tangan dingin Jose Mourinho. Tetapi yang berada di bawah mistar The Blues adalah Cech, yang baru dibeli dari Rennes dan tadinya akan dijadikan cadangan Carlo Cudicini.
Saat Cech harus absen selama tiga bulan akibat benturan dengan pemain Reading Stephen Hunt, Chelsea gagal mempertahankan gelar Liga Primer. Insiden tersebut membuat Cech harus mengenakan pelindung kepala hingga sekarang.
Cech menjadi kiper terbaik 2008 pilihan UEFA, dan walaupun sempat membuat blunder di Euro 2008 saat melawan Turki, ia tetap menjadi pilihan pertama di tim nasional Republik Ceko dan juga Stamford Bridge.

10. Rinat Dasayev (Uni Soviet)

Bila tidak ada trio Belanda Ruud Gullit, Frank Rijkaard, dan Marco van Basten, bisa jadi tim Uni Soviet yang akan menjadi juara di Euro 1988. Dasayev tampil cemerlang selama berlangsungnya turnamen di Jerman, dan hanya Gullit dan tendangan volley van Basten yang mampu mematahkan perlawanan Soviet di final.
Dasayev yang dijuluki “Tirai Besi” dianggap sebagai kiper terbaik kedua di Rusia setelah Yashin. Ia tampil di tiga Piala Dunia dan bermain sebanyak 91 kali bagi tim nasional Soviet hingga pensiun di tahun 1990.
Terakhir ia tampil di Luzhniki Stadium saat final Liga Champions Mei lalu dengan membawa piala tersebut ke lapangan. Hal itu berkaitan dengan tugasnya sebagai duta final itu di Moskwa.

Tapi gimana juga kiper Indonesia yg terbaik I LOVE INDONESIA !!

Saturday 1 January 2011

Pelatih Asing di LPI

[Pelatih Asing Bertaburan di LPI] Pelatih Asing Bertaburan di LPI

Liputan6.com, Jakarta: Liga Primer Indonesia (LPI) segera dimulai. Ternyata dari 19 pelatih kesebelasan yang berlaga, 12 di antaranya merupakan pelatih asing. Mereka bakal adu strategi di kompetisi yang akan dimulai pada 8 Januari 2011.

Pelatih skala internasional sudah siap untuk melatih pemainnya berlaga di kompetisi LPI. Dalam siaran pers penyelenggara yang diterima pada Jumat (31/12), tertulis profil pelatih klub LPI. Berikut profil pelatih yang dimaksud:

1. Aceh United

Pelatih : Lionel Charbonnier (Prancis)

Mantan kiper ketiga Timnas Prancis di Piala Dunia 1998 ini banting setir menjadi pelatih usai gantung sepatu. Saat menjadi direktur teknik federasi sepakbola Tahiti, Lionel Charbonnier mengantarkan timnas U-20 negara di Kepulauan Karibia tersebut ke Piala Dunia FIFA U-20 tahun 2009. Kini publik Indonesia akan menyaksikan langsung kehandalan pemain juara dunia ini menangani tim peserta LPI yang bermarkas di ujung paling barat nusantara, Aceh United.

2. Bali De VataPelatih : Willy Scheepers (Belanda)Pelatih asal Belanda Willy Scheepers dipercaya menangani Bali De Vata. Sebelum mampir di kawasan wisata ternama dunia ini, Scheepers tercatat sebagai juru latih klub-klub Eropa, seperti FC Oberwinterthur, FC Kreuzlingen, dan APEP Pitsilia. Jabatan teknis terakhir yang dipegang Scheepers adalah menjadi direktur teknik di liga utama Siprus.

3. Bandung FCPelatih : Nandar IskandarNama Nandar Iskandar tidak bisa dipisahkan dari percaturan sepakbola Indonesia. Selain pernah menjadi pemain timnas tahun 1970-an, Nandar yang identik dengan Persib Bandung ini juga sempat melatih Timnas Indonesia pada 1999 hingga 2000. Sebagai pelatih, kiprah Nandar memang tak perlu diragukan. Bandung Raya, Persib Bandung, PKT Bontang, Perseden Denpasar, PSPS Pekanbaru, dan Persiba Bantul pernah merasakan tangan dinginnya.

4. Batavia UnionPelatih : Roberto Bianchi (Brasil)Pelatih asal Brasil pemegang paspor Spanyol ini mengantongi sertifikat UEFA PRO pada tahun 2006. Pernah melatih Zamora FC, Roberto Bianchi juga lama berkecimpung di Ciuded de Muscia, Mato Grosso de Sul, Bullense, dan Beijing Guoan FC. Kini Beto melangkah bersama Batavia Union.

5. Bogor RayaPelatih : John ArwandiLPI menjadi pertanda dimulainya debut John Arwandi sebagai pelatih. Sebelumnya, John malang-melintang sebagai staf teknik di sejumlah klub Indonesia. Tercatat pernah menjadi pelatih fisik PS Semen Padang pada 2007, John kemudian dipercaya menjadi asisten pelatih Persikabo Bogor tahun 2008-2009. Kini John bertugas memimpin Bogor Raya meraih sukses di LPI.

6. Cendrawasih PapuaPelatih : Uwe Erkebrecher (Jerman)Pelatih asal Jerman ini pernah menangani klub Eropa seperti tim Jerman FC Koln Jugend, FC Carl Zeiss Jena, dan beberapa klub divisi II di Jerman. Dengan pengalaman melatihnya di berbagai klub, Uwe Erkebrecher ingin menjadi bagian dari perubahan sepak bola Indonesia dengan melatih tim Cendrawasih Papua.

7. Jakarta 1928Pelatih : Bambang NurdiansyahInilah comeback Bambang Nurdiansyah di bangku pelatih setelah menangani klub-klub ternama Indonesia, seperti Pelita Krakatau Steel, PSIS Semarang, serta terakhir Arema Malang. Beberapa kali pula Bambang dipercaya menangani timnas yunior Indonesia di turnamen internasional, seperti Asian Games 2006. Pernah memperkuat timnas Indonesia sebagai pemain selama 11 tahun, Bambang kini menjadi arsitek utama Jakarta 1928.

8. Kabau PadangPelatih : Divaldo Alves (Portugal)Sebelum melatih Kabau Padang, Divaldo Alves berpengalaman menangani tim-tim di Thailand, Malaysia, dan Hong Kong. Bahkan tahun 2009 lalu Alves pernah melatih Persijap Jepara. Sebagai modal utama mengarungi kiprah kepelatihan di Indonesia, Alves membawa serta pengalaman mengikuti pendidikan fisik dan olahraga di Portugal dan memegang sertifikat pelatih UEFA A-Level.

9. Ksatria XI SoloPelatih : Branko Babic (Serbia)Pelatih asal Serbia berusia 63 tahun itu pernah melatih OFK Beograd tahun 2004-05 dan kini menapak di Ksatria XI Solo. Selain itu, Branko Babic juga pernah melatih tim di beberapa negara seperti di Jepang dan Montenegro. Sebagai pemain, Babic pernah memperkuat klub Jerman Beringen FC tahun 1975-1976.

10. Makassar CityPelatih : Michael Feichtenbeiner (Jerman)Michhael Feichtenbeiner pernah menjadi managing director Bundesliga divisi dua dan pernah pula melatih klub Malaysia, Selangor MPPJ dan kini di Makassar City. Pelatih asal Jerman ini merupakan pemegang sertifikat pelatih UEFA Pro Coach Licence.

11. Manado UnitedPelatih : Muhammad Al HadadMuhammad Al-Hadad sudah lama malang-melintang di persepakbolaan nasional. Tercatat Niac Mitra Surabaya pernah dibawanya menjuarai tiga kali Piala Galatama. Selanjutnya, Persijatim dan Persim Maros pernah merasakan kiprah kepelatihannya. Terakhir, Al Hadad menukangi Persita Tangerang tahun 2008 sebelum memutuskan untuk hijrah ke Manado United.

12. Medan BintangPelatih : Rene Van Eck (Belanda)Rene Van Eck banyak mencicipi pengalaman bermain di sejumlah klub Eropa, seperti Excelsior Rotterdam, FC Den Bosch, FC Nuremberg, FC Wintherthur, SC Kriens, dan FC Lucerne. Gantung sepatu sebagai pemain, Van Eck langsung beralih menjadi pelatih. Setelah meraih sertifikat UEFA Pro Coach Licence, pria asal Belanda ini melatih klub Jerman, Carl Zeiss Jena dan kini di Medan Bintang.

13. Medan ChiefsPelatih : Jorg Steinebruner (Jerman)Sepakbola Asia bukan barang baru bagi Jorg Steinebruner. Pelatih asal Jerman ini berpengalaman melatih sejumlah klub Singapura, seperti Woodland Wellington, Sengkang Punggol, dan Etoile. Mulai tahun 2011 ini, Steinebruner "menyeberang" beradu taktik di persepakbolaan Indonesia bersama Medan Chiefs.

14. PersebayaPelatih : Aji SantosoTidak ada yang menyangsikan kiprah Aji semasa masih bermain. Posisi bek sayap kiri timnas Indonesia adalah langganannya, begitu juga dengan ban kapten. Reputasi itu yang membuatnya pernah membela klub-klub papan atas tanah air, seperti Arema Malang, Persebaya Surabaya, PSM Makassar, dan Persema Malang. Sejak 2009, Aji dipercaya menangani Persebaya hingga saat ini.

15. PersemaPelatih : Timo Scheuneman (Jerman)Pelatih kelahiran Jerman yang fasih berbahasa Indonesia ini pernah bermain di klub college Amerika Serikat, Master Mustangs, dan pada 1997 menjadi pemain Persiba Balikpapan. Setelahnya, Indonesia seakan menjadi tanah air bagi Timo. Memegang lisensi kepelatihan UEFA A sejak 2007 lalu, Timo pernah dipercaya menangani timnas sepakbola putri Indonesia di SEA Games 2008 dan Persema sejak 2010 ini.

16. PersiboPelatih : Sartono AnwarSartono adalah sosok yang sudah lama dikenal pecinta sepakbola Indonesia. Salah satu pencapaian besar Sartono semasa bermain adalah ketika membawa PSIS Semarang menjadi juara perserikatan 1987 dengan mengalahkan Persebaya Surabaya. Selain melatih Persibo, Sartono juga sempat duduk di bangku asisten pelatih timnas futsal Indonesia pada 2002.

17. Real MataramPelatih : Jose Basualdo (Argentina)Jose Basualdo pernah mencicipi Piala Dunia 1990 dan 1994 semasa masih bermain membela Timnas Argentina. Usai gantung sepatu, Basualdo menangani Klub Ekuador, Deportivo Quito. Setelahnya, Basualdo menangani sejumlah klub Amerika Latin, seperti Universitario de Deportes, El Porvenir, Cienciano, Santiago Morning, dan Universidad de Santiago FC sebelum akhirnya dipinang Real Mataram.

18. Semarang UnitedPelatih : Edy ParyonoEdy Paryono merupakan pelatih yang berpengalaman karena sempat menyerap ilmu dari Ivan Kolev dan Peter Withe ketika menjadi asisten dua pelatih Eropa itu di Timnas Indonesia. Setelahnya, Edy menjadi pelatih PSIM Yogyakarta, PSIS Semarang, Persipur Purwodadi, hingga akhirnya menangani Semarang United pada musim perdana Liga Primer Indonesia.

19. Tangerang WolvesPelatih : Paulo Camargo (Brasil)Di negara asalnya, Brasil, Paulo Camargo dikenal pelatih yang sangat serius dalam menangani tim dan jeli menciptakan pemain berbakat. Salah satu anak didiknya adalah Kaka ketika masih bermain di tim junior So Paulo Futebol Clube. Kini, kemampuan tersebut dapat ditularkan ke Indonesia. Kita nantikan siapa pemain muda cemerlang yang dilahirkan Camargo bersama Tangerang Wolves.(Ant/ULF)